Banjir yang melanda Kabupaten Karawang, khususnya Kecamatan Karawang Barat mulau surut. Ruas jalan By pass tidak lagi digenangi air. Jalan yang menghubungkan Karawang Bekasi ini sudah benar-benar normal untuk dilalui semua jenis kendaraan.
“Teman! Jalan menuju KESUKSESAN tidak selalu lurus. Ada tikungan bernama KEGAGALAN. Ada bundaran bernama KEBINGUNGAN. Tanjakan bernama TEMAN. Lampu merah bernama MUSUH. Lampu kuning bernama KELUARGA. Engkau akan mengalami ban PECAH, itulah PROSES. Tapi jika engkau membawa ban serap bernama TEKAD. Asuransi bernama PERCAYA. Penolong bernama TUHAN. Kau akan sampai kedaerah yang disebut KELULUSAN”
Banjir yang menimpa Kecamatan Karawang Barat masih menggenangi rumah-rumah warga. Banjir diruas jalan By pas masih setinggi lutut orang dewasa. "Situasi saat ini jauh lebih baik dibandingkan tadi malam, air meluap setinggi dada orang dewasa di ruas jalan ini," ujar Roni warga Kp. Bubulak Paracis yang mengungsi di salah satu tenda PMI Karawang.
Sungai Citarum semakin meluap. Semua warga Kp. Bubulak Paracis sampai Kp. Karang anyar Kecamatan Karawang Barat mengungsi karena luapan sungai Citarum menggenangi rumah-rumah mereka. Kampung yang mereka tinggali sudah menjadi lautan. Banjir juga mulai memasuki ruangan-ruangan di Rumah Sakit Islam. Saat ini ruas jalan By pass benar-benar macet total karena mulai dari depan STM Binakarya sampai depan Rumah sakit Islam tergenang air setinggi lutut orang dewasa, sedangkan ruas jalan didepan STMIK Kharisma sampai STM Tarunakarya sepinggang orang dewasa. Kendaraan yang memaksa melewati jalur tersebut mogok dan mati di dalam genangan air.
Semakin meluasnya banjir yang menggenangi wilayah Karawang Barat mengundang banyak pihak untuk ikut membantu dengan memberikan mie instant ataupun minuman gelas. Kamis (25/3) Kapolsek Cikampek menyerahkan bantuan berupa beberapa dus mie instant dan minuman gelas kepada salah satu posko yang di lokasi banjir alun-alun Karawang
Akibat suangai Citarum yang semakin meluap, jalan By pass mulai dari depan STMIK Kharisma Karawang sampai STM Tarunakarya digenangi air yang mengakibatkan kemacetan. Kemacetan terjadi karena banyak kendaraan yang mogok akibat. Warga setempat membantu mendorong kendaraan yang mogok kepinggir jalan untuk mengurangi kemacetan.
Sungai Citarum semakin meluap. Warga di sekitar terminal Tanjungpura sibuk menggali tanah dan membawanya ketanggul untuk menambah ketinggian tanggul sungai Citarum yang melai meluap.
Sore tadi (24/3) jam 18.50 tanggul sungai Citarum yang ada di daerah Jati Ilir I mulai jebol. Warga panik dan mencari anak-anaknya yang sedang bermain di halaman rumah tetangga. Warga juga sibuk mulai mengeluarkan barang-barang berharga mereka. Mereka khawatir sungai Citarum terus meluap yang akhirnya akan menenggelamkan rumah mereka seperti yang terjadi saat ini di daerah Anjun Kaler Desa Karawang Kulon. Puluhan warga sibuk menggali tanah dan dimasukan ke dalam karung untuk dijadikan benteng di tanggul sungai Citarum. Warga berharap dengan ditambahnya ketinggian tanggul tersebut, maka air yang mulai meluap bisa dihentikan dan tidak terus mengikis tanggul tersebut
Seorang warga Anjun Kaler terjebak banjir di dalam rumahnya. Penduduk setempat menolongnya dengan menggunakan perahu karet yang sudah di sediakan Pemda Karawang. Banjir yang menimpa Anjun Kaler Desa Karawang Kulon yang berpenduduk 967 jiwa sudah setinggi dada orang dewasa. "Sampai hari ini (24/3) bantuan dari pemerintah sudah ada tapi belum memadai," ujar Dedi, RT Anjun Kaler.
Pagi tadi (24/03) banjir yang menggenangi sebagian Kota Karawang Barat kembali meluap setelah kemarin surut. Untuk menjaga ketenangan dalam menyelesaikan soal UN, SMK Negeri 1 Karawang tetap melaksanakan UN (ujian nasional) di gedung SMP Negeri 1 Karawang, begitupun dengan SMK Tunasmekar yang melaksanakan UN di gedung SMK Negeri 2 Karawang.
Banjir yang menimpa sebagian kota Karawang terus meluap. Beberapa sekolah yang sedang melaksanakan UAN pindah kesekolah yang tidak terkena banjir. SMK Negeri 1 Karawang melaksanakan (ujian nasional)UN di hari kedua (23/03/2010)di gedung SMP Negeri 1 Karawang, sedangkan SMK Tunasmekar melaksanakan UN di gedung SMK N 2 Karawang.
Banjir kiriman yang melanda sebagian daerah di Karawang Barat belum menunjukan tanda-tanda surut, justru arusnya semakin deras hingga rumah-rumah penduduk semakin banyak yang terendam.
Pagi ini (23/03/2010) Rumah Sakit Bayukarta Karawang mulai terendam air. Ketinggian banjir yang menimpa Rumah Sakit Bayukarta mencapai lutut kaki orang dewasa. Bangunan tersebut mulai terendam sejak kemarin sore karena letaknya lebih rendah di banding bangunan-bangunan lain di sekitarnya.
Banjir kiriman yang menimpa Karawang, khususnya daerah yang berada di sepanjang kali Citarum semakin meluas. Selain STM Bina Karya dan SMK Tunas Mekar, SMK Negeri 1 Karawang juga mulai di genangi air yang meluap dari sungai Citarum. Seluruh halaman sekolah SMK Negeri 1 Karawang sudah tergenang air, bahkan air mulai masuk kesetiap ruang kelas. Banjir juga mulai memasuki halaman Rumas Sakit Bayukarta yang letak bangunannya memang lebih rendah dari bangunan-bangunan disekitarnya.
PT. ADW yang berada dijalan by pass juga terendam air. Halaman perusahaan tersebut sudah digenangi air. Belasan karyawan dari perusahaan tersebut sibuk memasukan pasir kedalam karung yang akan dijadikan benteng untuk menahan air agar tidak sampai masuk keruangan kantor. Dengan derasnya air masuk ke perusahaan tersebut dari bagian belakang gedung dan keluar melalui gerbang. Malam semakin larut tapi air justru semakin tinggi dan semakin menenggelamkan rumah-rumah penduduk Kampung Babakan Kelurahan Tanjungmekar Kabupaten Karawang Barat.
Aliran air sungai Citarum di wilayah karawang (22/03/2010) semakin deras dan meluap hingga arus jalan Rangga Gede terendam mencapai setinggi lutut kaki. Rumah-rumah penduduk di daerah tersebut terendam dan para penghuninya mendirikan tenda-tenda darurat di tepi jalan yang lebih tinggi datarannya, tepatnya di sepanjang pinggiran rel kereta api. Air yang meluap dari sungai Citarum terus mengalir melewati pemukiman penduduk hingga sampai kesaluran irigasi. Dua sekolah (SMK Tunas Mekar & STM Bina Karya) juga ikut terendam.
Aliran listrik ke daerah tersebut juga diputus, karena di khawatirkan terjadinya arus pendek atau korsleting. Menurut salah satu warga (tidak mau menyebutkan namanya), sudah tiga hari mereka yang mengungsi tidak masak dan hanya makan mie rebus.
Hampir semua warga Karawang menerima sms yang belum diketahui sumber pengirim pertama sms tersebut. "Jika curah hujan wilayah Bandung dan sekitarnya terus meningkat, untuk keamanan bendungan Jatiluhur sekitar tengah malam nanti akan di los 5000 kubik, kami himbau kepada masyarakat sekitar untuk antisipasi, mohon maaf atas ketidak nyamanan kondisi tersebut, langkah ini kami ambil untuk menyelamatkan bendungan Jatiluhur Purwakarta agar bisa menyelamatkan hampir sekitar seluruh Jawa Barat, jika kami tidak mengambil langkah ini maka bendungan tersebut akan pecah dan mengakibatkan kerugian moral dan materi yang lebih besar. Di himbau agar seluruh masyarakat dan tokoh agama agar berdo'a bersama untuk keselamatan kita bersama. (Kantor Gubernur Provinsi Jawa Barat)". Kebenaran sms tersebut masih belum bisa dipercaya karena tidak adanya pemberitahuan langsung dari pejabat setempat.
Sampai sejauh ini, belum ada korban jiwa yang diakibatkan oleh banjir kiriman tersebut.
Banjir mulai melanda Karawang. Jalan Rangga Gede sejak sore tadi (21/03/2010) di tutup karena air yang meluap dari sungai Citarum menutupi ruas jalan tersebut. Semua warga karawang yang rumahnya berdekatan dengan sungai Citarum mengadakan siaga satu dan terus berjaga-jaga, karena dikhawatirkan tanggul sungai Citarum akan jebol sehingga mengakibatkan banjir.
Warga disekitar terminal tanjungpura juga sejak sore tadi selalu bersiaga penuh dan berkerumun di pinggir-pinggir tanggul sungai Citarum. Semua warga yang tinggal disekitar Tanjungpura merasa resah karena takut kejadian empat tahun silam terulang. Empat tahun yang lalu banjir mencapai jalanan dan rumah wargapun sampai 70 cm terendam.